Bondowoso, Radar Metro Untuk terwujudnya Bondowoso Mandiri Ekonomi, Lestari Sejahtera, Adil dan Terdepan dalam Bingkai Iman dan Taqwa serta ...
Bondowoso, Radar Metro
Untuk terwujudnya Bondowoso Mandiri Ekonomi, Lestari Sejahtera, Adil dan Terdepan dalam Bingkai Iman dan Taqwa serta penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak kepada sesama khususnya bagi warga Kabupaten Bondowoso Jawa Timur yang terhambat kegiatan sosialnya, maka Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso luncurkan inovasi berbasis keluarga yaitu “NGOPI SOSIAL”
“NGOPI SOSIAL” adalah Ngobrol Pintar, Solutif, Optimis, Sigap, Inofatif, Aspiratif dan Lanjut (berkelanjutan).langkah terobosan baru Dinas Sosial Kab.Bondowoso ini menarik perhatian beberapa tokoh masyarakat dan lembaga-lembaga kesejahteraan sosial yang bergerak dibidang sosial seperti LKSA dan Lembaga Swadaya yang bergerak dibidang pemberdayaan Kesejahteraan sosial.
Kegiatan Ngopi Sosial ini yang bertempat di Aula Dinsos Barak Penampungan Kota Kulon dihadiri oleh Ibu Nyai Hj. Uyunurrohmah Pengasuh Pondok Pesanren Alqurtubi Kecamatan Pujer Kab.Bondowoso sebagai pembicara dalam pembinaan, Pegiat MR Box dan Kajian Magnet Rezeki, Penasehat SNP, Penasehat LPP Bondowoso, TKSK, Sakti Peksos, LKSA, Pendamping Pasung, TKSPD Kab.Bondowoso dan pilar-pilar sosial lainnya.
Ngopi Sosial ini merupakan gagasan dan inovasi Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso Bidang Rehsos dan Kepala Dinas Sosial dengan slogan “Kita ada, Kita Sama, Kita Bisa, Tanpa Batas Ruang dan Waktu” karena persoalan sosial adalah tanggung jawab kita semua.
Peserta NGOPI SOSIAL ini menghadirkan para Gelandangan, Pengemis, Lansia, dan Anak Jalanan ± 20 orang yang bertempat di Aula Dinsos Barak Penampungan Kota Kulon Kabupaten Bondowoso, dengan tetap mematuhi protocol kesehatan dengan isolasi mandiri menggunakan masker dan jaga jarak aman untuk mencegah terjadinya penularan covid 19.
Saat dikonfirmasi Media Radar Metro 26 Pebruari 2021, Nyai Hj. Uyunurrohmah Pengasuh Pondok Pesanren Alqurtubi dalam pembinaan moral berbasis keluarga ini mengatakan “yang pertama niat kami adalah ingin berbagi karena ini yang kami punya, Rasulullah bersabda “sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat untuk manusia yang lainnya”,karena ketika kami pertama kali tadi berkunjung di sini luar biasa pemandangan yang kami dapatkan mereka (para Gelandangan, Pengemis, Lansia, dan Anak Jalanan di barak ini) hidup nafsi-nafsi tidak mau tahu dengan tetangga kamar sebelahnya bagaimana mereka memperlakukan anaknya bagaimana mereka memperlakukan tempat tinggalnya ini, di dalam benak pikiran mereka sama sekali tidak ada rasa memiliki, lalu di situ kami tergerak untuk berpartisipasi, sebenarnya mereka adalah orang-orang yang punya potensi mungkin mereka di posisi seperti itu kita tidak bisa menyalahkan siapapun, mereka kebetulan tidak seberuntung kita tapi insya Allah kalau dibimbing dan dibina mereka bisa seperti kita, tuturnya.
Sebagaimana kita ketahui gelandangan adalah orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap dan mengembara di tempat umum. Permasalahan gelandangan merupakan akumulasi .dan interaksi dari berbagai permasalahan seperti halnya kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya keterampilan kerja yang dimiliki, sosial budaya, kesehatan dan lain sebagainya, jadi sangat beruntung bagi mereka yang sudah ada di barak penampungan ini, sehingga bisa dengan mudah dilakukan pembinaan…tandasnya.
Kepala Dinas Sosial Kab.Bondowoso melalui Ibu Mike Nurhidayah selaku Kepala Bidang Rehsos mengatakan bahwa Kegiatan Ngopi Sosial ini merupaka inisiatif dari semua temen-temen di Bidang Rehsos dan Kepela Dinas Sosial, karena dengan bahasa ngopi sosial secara bersama maka tidak akan ada pembatas diantara kita semua, bahkan dengan cara ngobrol bersama saling curhat, dengan tujuan agar mereka saudara/i kita yang kurang beruntung ini bisa kembali menjadi manusia yang sebenarnya sesuai dengan potensinya masing-masing, jelasnya.
Pembinaan moral di barak ini kami lakukan dengan pembinaan ceramah, nasehat, diskusi dan nonton film inspiratif,Dari bermacam pembinaan tersebut yang menjadi prioritas utama adalah pembinaan ceramah oleh tokoh kultur agama, karena pembinaan ceramah memberikan suatu pembinaan yang bersifat mendasar dalam mencegah sikap amoral dan merupakan pembinaan yang paling tepat untuk merubah sikap dan prilaku, Karena ceramah berisi nilai-nilai keagamaaan yang menjadi kebutuhan jiwa manusia yang perlu dipenuhi..sambungnya.
Selain itu kami akan lakukan pembinaan pencegahan, pembinaan lanjutan, dan usaha rehabilitas, Sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea keempat menegaskan bahwa tujuan di bentuknya pemerintahan Negara Republik Indonesia adalah Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain itu, ditegaskan pula dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 34 ayat (1) menegaskan bahwa ”fakir miskin dan anak-anak terlantar, di pelihara oleh Negara, Oleh karena itu, Pemerintah merupakan pihak yang berwenang dan bertanggung jawab di bidang pembinaan..pungkasnya.
Perwakilan TKSK Kabupaten Bondowoso (Elisa Widi Haryani, S.Pd/TKSK Kec.Curahdami ) yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan , ini sebuah inovasi yang luar biasa, karena tidak mudah untuk mengubah pola pikir seseorang, jadi butuh beberapa kali tatap muka dan kita harus mendampingi terus sampai dia memahami bahwa konsep kehidupan itu tidak selalu tangan di bawah,..katanya.
Bahkan respon dari penghuni di barak ini menginginkan ada kelanjutan dari kegiatan ini, dengan demikian mereka merasa nyaman dengan pertemuan ini, dan direncanakan pertemuan atau acara NGOPI SOSIAL ini akan diadakan dua minggu sekali..lanjutnya.
Bahkan jika perlu harus ada pelayanan trauma healing, karena pelayanan trauma healing adalah langkah untuk menggerakan tiga hal yaitu, dari perasaan bahaya pada perasaan nyaman dan aman, dari perasaan menolak kondisi pada penerimaan kondisi, dan dari perasaan terisolasi pada kemampuan membangun hubungan sosial, sehingga dapat meminimalisir dampak traumatis yang cukup berat, karena tidak menutup kemungkinan para gelandangan yang ada di barak ada yang faktor trauma, sehingga butuh Proses pemulihan (recovery) ..tandasnya.
(Kusyadi/Ahyar Rosyid)
COMMENTS